Rabu, 19 Oktober 2011

Prospek Kerja Setelah Lulus dari PWK



PROSPEK KERJA SETELAH LEPAS DARI PWK
Head of Regional and National Tourism Departement
            Lulusan Planologi, pekerjaannya identik dengan perencanaan dan pengembangan wilayah di daerah-daerah. Tetapi ada juga lulusan Planologi yang bekerja disektor perbankan dan di sektor pemerintahan dan swasta lainnya.
Saya memilih untuk menjadi seorang “Pemimpin” yang bekerja di bidang pengembangan dan perencanaan wilayah pariwisata. Sektor pariwisata adalah sektor yang menjanjikan bagi saya dan sektor ini tidak akan ada habis-habisnya untuk dibahas dan digali lebih dalam. Selain itu, pariwisata adalah sektor yang paling “menjual” dan menjadi sektor penghasil pajak  yang lumayan besar dari visa dan turis-turis yang berkunjung ke Indonesia.
Wisata yang ada di Indonesia sangat lah beragam, dan untuk menyeimbangkannya dibutuhkan seseorang yang ahli dalam sebuah perencanaan agar wisata ini dapat berkembang dan terus meluas seiring berjalannya waktu.
Seorang pemimpin pengembangan wilayah pariwisata, memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Indonesia dan pengembangan wilayah pariwisata yang nantinya akan meningkatkan minat masyarakat lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia, tidak hanya sekali, bahkan bisa sampai 2, 3 bahkan 5 kali berkunjung atau lebih. 

Poster Tugas Teknologi Informasi, Gabungan Antara Corel Draw dan Photoshop

Fenomena Pembangunan Yang Ada Di Tembalang

Fenomena Pembangunan Yang Ada di Tembalang
Buruknya Kualitas Jalan, di Tengah Pesatnya Pembangunan di Kawasan Tembalang

Tembalang, daerah yang sudah berkembang cukup pesat akhir-akhir ini, sejak dipindahkannya aktivitas perkuliahan mahasiswa program S1 dan D3 Universitas Diponegoro ke daerah itu. Pembangunan terus berjalan. Kos-kosan mahasiswa, swalayan, warung-warung makan, usaha-usaha fotokopi, bahkan perumahan warga sekalipun. Maka, tidak salah, Tembalang merupakan penghasil pajak terbesar dibandingkan daerah-daerah lain yang ada di Semarang. Tetapi, ada satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu sarana jalan di Tembalang. Kualitas jalan yang ada di Tembalang ini sangat berbanding terbalik dengan pesatnya pembangunan yang ada.
                Jalan adalah sarana yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum dan dapat digunakan oleh siapapun, tetapi, sarana umum tersebut harus memiliki standar agar pengguna jalan merasa nyaman ketika menggunakan jalan tersebut. Hal ini yang kurang saya dapatkan ketika menggunakan jalan yang ada di seputaran Tembalang. Jalanan yang tidak rata, berlubang, dan jalanan yang kotor akibat tanah/bahan bangunan yang sedang dalam proses.
                Ada beberapa kawasan yang memiliki kualitas jalan yang buruk, seperti jalan utama di kawasan Baskoro. Daerah ini sangat terkenal di kalangan mahasiswa, karena daerah ini menjadi favorit mahasiswa untuk tinggal / kos, karena jarak yang relatif dekat dengan kampus. Tetapi, jalan utama kawasan ini sangat buruk dan tidak nyaman untuk digunakan. Jalanan yang berlubang dan tidak rata di sepanjang jalan itu. Hal ini yang perlu diperhatikan, mengingat pesatnya pembangunan yang ada di kawasan ini. Selain Baskoro, jalan di kawasan Banjarsari tidak “kalah” buruknya. Jalan yang tidak rata mendominasi.
                Ada beberapa sebab yang membuat kualitas jalan menjadi buruk. Salah satunya adalah permukaan tanah yang berbukit, keluar masuk kendaraan proyek pembangunan, dimana beban kendaraan itu sendiri mencapai berton-ton. Selain itu, hal ini bisa juga diakibatkan oleh kurangnya komposisi aspal pada saat jalan-jalan itu di aspal pertama kalinya.
                Jadi, dapat saya simpulkan bahwa jalan merupakan fasilitas umum yang bisa digunakan oleh siapapun. Jalanan yang ada di kawasan Tembalang memilik kualitas yang relatif buruk, berbanding terbalik dengan pesatnya pembangunan. Hendaknya diperhatikan kualitas jalan, demi keamanan dan kenyamanan kita semua sebagai pengguna jalan.